seorang gadis berusia 19 tahunmengeluhkan tinggi badannya "cuma" 150 cm. dirinya ingin lebih tinggi lagi, setidaknya 160 cm, karena ia ingin bekerja di sebuah instansi yang menuntut tinggi badan tertentu sebagai syarat memasukinya.
tinggi badan 150 cm untuk usia 19 tahun memang agak kurang, tapi cukup banyak juga wanita Indonesia dengan tinggi sekian. tinggi ini masih dapat diharapkan untuk bertambah, apalagi pada usia tersebut.
suatu hal yang perlu dipahami terlebih dahulu bahwa tinggi badan sangat ditentukan oleh Gen. hasil penelitian terkini (seperti dilansir AFP tgl 2 september 2007 ) menyebutkan bahwa terdapat gen yang menetukan tinggi pendeknya seseorang.
walaupun begitu, tidak ada salahnya mencoba tips-tips dibawah ini :
1. Nutrisi
ibarat membangun sebuah rumah, anda tentu menbutuhkan bahan bangunan. begitu juga denga tubuh, membutuhkan nutrisi yang cukup supaya dapat tumbuh secara optimal.
tinggi badan menunjukkan kualitas gizi orang tersebut saat masa kanak-kanak dulu. jika kualitas gizi orang itu kurang pada masa kanak-kanak dulu, orang tersebut cenderung pendek pada masa dewasanya, dan sebaliknya. bukan bermaksud sombong, saat kanak-kanak hingga umur 5 tahun saya rutin mengkonsumsi susu dan tinggi badan saya sekarang 187 cm.
sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung protein dan kalsium untuk membantu pertumbuhan tulang.
2. Olahraga
dianjurkan untuk melakukan olah raga yang memberikan beban pada tulang panjang kaki, misalnya atletik, lari santai, lompat tali (skipping), basket, badminton dan olahraga lain yang sejenis. dengan cara tersebut, tulang dirangsang tumbuh sedikit lagi karena hentakan berat badan. renang bisa juga menambah tinggi badan seseorang, namun ada juga yang menyangkalnya dengan alasan bahwa berenang hanya membentuk badan supaya lebih proporsional sehingga tubuh kelihatan lebih tinggi, padahal tinggi masih tetap sama.
3. Alternatif lain
ada juga suplemen maupun produk lain dipasaran yang menjanjikan penambahan tinggi badan secara instan (misalnya dengan meluruskan tulang belakang), tapi say tidak menganjurkan hal tersebut karena saya memang belum memiliki data ilmiah mengenai produk tersebut, terutama mengenai tingkat keberhasilan dan keamanannya.