LANGKAH-LANGKAH DALAM MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM
disusun
guna memenuhi tugas mata kuliah
Pengembangan
Kurikulum
Dosen
pengampu : Ali Muqoddas
Disusun Oleh:
1.
Septia nindi fadillah
2.
Siti lazimatun nasifah
3.
Syifaul hudlriyah
4.
Suroyya
5.
Wahyu fursiana
INSTITUT
ISLAM NAHDLATUL ULAMA (INISNU)
JEPARA
2012
/ 2013
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam proses pendidikan, kurikulum
merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai
dan tepat akan sulit untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang
diinginkan. Sebagai alat yang penting untuk mencapai tujuan, kurikulum
hendaknya adaptif terhadap perubahan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan serta
canggihnya teknologi. Sedangkan pengembangan kurikulum merupakan proses
perencanaan dan penyusunan kurikulum oleh pengembang kurikulum (curriculum developer) dan kegiatan yang
dilakukan agar kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan
yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Kurikulum berkembang sejalan dengan
perkembangan teori dan praktik pendidikan. Disamping itu, kurikulum harus bisa
memberikan arahan dan patokan keahlian kepada peserta didik setelah
menyelesaikan suatu program pengajaran pada suatu lembaga. Oleh karena itu,
wajar bila kurikulum selalu berubah dan berkembang sesuai dengan kemajuan
zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang terjadi. Dalam perkembangan
kurikulum tersebut tetntunya ada beberapa langkah yang harus ditempuh, dan
banyak sekali model-model perkembangan kurikulum yang ada.
Dalam makalah ini kami akan membahas
langkah dalam model perkembangan kurikulum.
B. Rumusan
Masaalah
1. Apa
saja model – model pengembangan kurikulum?
2. Bagaimana
langkah-langkah dalam model pengembangan kurikulum ?
BAB
II
Model-Model
Pengembangan Kurikulum
Menurut Robert S. Zain dalam
bukunya Curriculum Principles and Foundation berbagai model dalam pengembangan
kurikulum secara garis besar diutarakan sebagai berikut:
1.
Model
Administrative
Model administrative diistilahkan
juga model garis staf atau top down, dari atas ke bawah.
Artinya kegiatan pengembangan kurikulum di mulai dari pejabat pendidikan yang
berwenang yang membentuk panitia pengarah. Biasanya terdiri atas pengawas
pendidikan, kepala sekolah, dan staf pengajar inti. Langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut:
a) Atasan
membentuk tim yang terdiri atas para pejabat teras yang berwenang
b) Tim
merencanakan konsep rumusan tujuan umum dan rumusan falsafah yang diikuti
c) Dibentuk
beberapa kelompok kerja yang anggotanya terdiri atas para spesialis kurikulum
dan staff pengajar yang bertugas untuk merumuskan tujuan khusus, GBPP, dan
kegiatan belajar
d) Hasil
kerja dari butir 3 direvisi oleh tim atas dasar pengalaman atau hasil dari try out
e) Setelah
try out yang dilakukan oleh beberapa
kepala sekolah, dan telah direvisi seperlunya, baru kurikulum tersebut
diimplementasikan.
2.
Model
Dari Bawah (Grass-Roots)
Model pengembangan ini merupakan lawan dari model
pertama. Inisiatif dan upaya pengembangan kurikulum, bukan datang dari atas
tetapi dari bawah, yaitu guru-guru atau sekolah. Dalam model pengembangan yang
bersifar grass roots seorang guru, sekelompok guru atau keseluruhan guru
disuatu sekolah mengadakan upaya pengembangan kurikulum. Langkah-langkahnya:
a) Inisiatif
pengembangan datangnya dari bawah (para pengajar)
b) Tim
pengajar dari beberapa sekolah ditambah nara sumber lain dari orang tua peserta
didik atau masyarakat luas yang relevan
c) Pihak
atasan memberikan bimbingan dan dorongan
d) Untuk
pemantapan konsep pengembangan yang telah dirintisnya diadakan loka karya untuk
mencari input yang diperlukan.
3.
Model
Demonstrasi
Model demonstrasi ini diprakarsai
oleh sekelompok guru atau sekelompok guru bekerja sama dengan ahli yang
bermaksud mengadakan perbaikan kurikulum. Model ini umumnya berskala kecil,
hanya mencakup suatu atau beberapa sekolah, suatu komponen kurikulum atau
mencakup semua komponen kurikulum. Karena sifatnya ingin mengubah atau
mengganti kurikulum yang ada. Langkah-langkahnya:
a)
Staff pengajar pada
suatu sekolah menemukan suatu ide pengembangan dan ternyata hasilnya dinilai
baik
b)
Kemudian hasilnya
disebar luaskan disekolah sekitar
4.
Model
Beaucham
Model
pengembangan kurikulum ini, dikembangkan oleh Beauchamp seorang ahli kurikulum.
Langkah-langkahnyaadalah sebagai berikut :
a)
Suatu gagasan
pengembangan kurikulum yang telah dilaksanakan dikelas, diperluas disekolah,
disebarkan disekolah-sekolah didaerah tertentu baik berskala regional maupun
nasional yang disebut arena
b)
Menunujuk tim
pengembangan yang terdiiri dari ahli kurikulum, para ekspert, staff pengajar, petugas bimbingan, dan nara sumber lain.
c)
Tim menyusun tujuan
pengajaran, materi, dan pelaksanaan proses belajar mengajar
d)
Melaksanakan kurikulum
disekolah
e)
Mengevaluasi kurikulum
yang berlaku.
5.
Model
Terbalik Hilda Taba
Menurut cara yang bersifat
tradisional pengembangan kurikulum dilakukan secara deduktif. Taba berpendapat
model deduktif ini kurang cocok, sebab tidak merangsang timbulnya
inovasi-inovasi. Menurutnya pengembangan kurikulum yang lebih mendorong inovasi
dan kreativitas guru-guru adalah yang bersifat induktif, yang merupakan inverse
atau arah terbalik dari model tradisional. Langkah-langkahnya:
a)
Mendiagnosis kebutuhan
, merumuskan tujuan, menetunkan materi, menemukan penilaian, memperhatikan
antara luas dan dalamnya bahan, kemudian disusunlah suatu unit kurikulum
b)
Mengadakan try out
c)
Mengadakan revisi atas
dasar try out
d)
Menyusun kerangka kerja
teori
e)
Mengemukakan adanya
kurikulum baru yang akan didesiminasikan.
6.
Model
Hubungan Interpersonal Dari Rogers
Kurikulum yang dikembangkan
hendaknya dapat mengembangkan individu secara fleksibel terhadap
perubahan-perubahan dengan cara melatih diri berkomunikasi secara
interpersonal. Langkah-langkahnya:
a)
Diadakannya kelompok
untuk dapatnya hubungan interpersonal ditempat
yang tidak sibuk
b)
Kurang lebih dalam satu
minggu para peserta mengadakan saling tukar pengalaman, dibawah pimpinan staff
pengajar
c)
Kemudian diadakan
pertemuan dengan masyarakat yang lebih luas lagi dalam satu sekolah, sehingga
hubungan interpersonal akan menjadi
lebih sempurna
d)
Selanjutnya pertemuan
diadakan dengan mengikut sertakan anggot yang lebih luas lagi, yaitu dengan
mengikut sertakan para pegawai administrasi daan orang tua peserta didik.
Dengan langkah-langkah tersebut,
diharapkan penyusunan kurikulum akan lebih realistis, karena didasari oleh
kenyataan yang diharapkan.
7.
Model
Action Research Yang Sistematis
Model kurikulum ini didasarkan pada
asumsi bahwa perkembangan kurikulum merupakan perubahan social. Hal itu
mencakup suatu proses yang melibatkan kepribadian orangtua, siswa, guru,
struktur system sekolah, pola hubungan pribadi dan kelompok dari sekolah dan
masyarakat. Sesuai dengan asumsi tersebut model ini menekankan pada tiga hal :
hubungan insane, sekolah dan organisasi masyarakat, serta wibawa dari
pengetahuan profesional.
Kurikulum
dikembangkan dalam kontes harapan warga masyarakat, para orangtua, tokoh
masyarakat, pengusaha, siswa, guru, dan lain-lain, mempunyai pandanagn tentang
bagaimana pendidikan, bagaimana anak belajar, dan bagaimana peranan kurikulum
dalam pendidikan dan pengajaran. Penyusunan kurikulum harus memasukkan
pandangan dan harapan-harapan masyarakat, dan salah satu cara untuk mencapai
hal itu adalah dengan prosedur action research. Langkah-langkahnya:
a)
Dirasa adanya problem
proses belajar mengajar disekolah yang perlu diteliti
b)
Mencari sebab-sebab
terjadinya problem dan sekaligus dicari pemecahannya. Kemudian menentukan
putusan apa yang perlu diambil sehubungannya dengan masalah yang timbul
tersebut
c)
Melaksanakan putusan
yang telah diambil.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Secara
garis besar model-model dalam pengembangan kurikulum adalah sebagai berikut :
1.
Model Administrative
2. Model
Dari Bawah (Grass-Roats)
3.
Model Demonstrasi
4.
Model Beaucham
5.
Model Terbalik Hilda
Taba
6.
Model Hubungan
Interpersonal Dari Rogers
7.
Model Action Research
Yang Sistematis
Pemilihan suatu
model pengembangan kurikulum bukan saja didasarkan atas kelebihan dan
kebaikan-kebaikannya serta kemungkinan pencapaian hasil yang optimal, tetapi
juga perlu disesuaikan dengan system pendidikan dan system pengelolaan
pendidikan yang dianut serta model konsep pendidikan mana yang digunakan.
B.
SARAN
Demikian makalah yang dapat kami susun semoga bermanfaat bagi kita, ini bukanlah
proses akhir
sehingga kami
masih memerlukan tanggapan, saran dan kritik yang dapat kami sempurnakan pada makalah-makalah
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Dakir, 2004, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum,
Jakarta : PT Rineka Cipta.
Sukmadinata,
Nana Syaodih. 2006. Pengembangan
Kurikulum Teori dan Praktik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Suparlan.
2012. Tanya jawab Pengembangan Kurikulum
& Materi Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara